INDAHNYA HIDUP BERENTERPRENEUR

Jumat, 22 Mei 2009

STRATEGI BISNIS MUHAMMAD
Oleh: Ruba'ie*
Nabi Muhammad SAW sejak kecil sudah dididik untuk menjadi seorang yang berkepribadian mandiri dan berbisnis. Sehingga pada usia 25 tahun, beliau mulai berbisdnis hingga manca Negara. Tatkala Khadijah mendengar kejujuran dan kemulian akhlak serta strategi bisnis yang melekat dalam kepribadian Muhammad SAW, Khadijahpun menawarkan kerja sama kepada Muhammad SAW untuk menjalankan barang dagangannya. Dalam menjalankan bisnis barang dagangan Khadijah, Muhammad dikenal dengan pribadi yang jujur, ulet, dan memiliki strategi yang jitu. Sehingga berkat kegigihannya dalam menjalankan bisnis ia membuahkan hasil yang gemilang.
Muhammad pada saat berbisnis tidak hanya sekedar transaksi, tetapi juga telah melakukan berbagai aktivitas untuk merebut mind share, market share, dan heart share. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan beliau dalam mem-positioning-kan dirinya pada semua target market yang telah disegmentasi sebelumnya. Pada kegiatan marketing modern, goal setting yang akan dicapai dengan penguasaan heart share adalah loyality costumer atau kesetiaan pelanggan. Namun, seberapa setia pelanggan kita? Sebuah survei di Amerika mengatakan bahwa rata-rata perusahaan di Amerika kehilangan pelanggannya dalam 5 tahun menjadi indikasi bahwa sulitnya mempertahankan pelanggan.
Muhammad tidak hanya mampu menciptakan pelanggan yang loyal (loyality customer, tetapi juga mampu menciptakan pelanggan yang percaya (trusty customer) dengan menggunakan formula Kejujuran (Honest), Professional (Professional), Silaturahim (Relathionship), Murah Hati (Generous)
Kejujuran (Honest), Janelle Brarlow dan Diana Maul dalam buku mereka Emotional Value: Crreating Strong Brand with Your Customer mengatakan bahwa banyak pelanggan pada saat ini tidak lagi terlalu memperhatiakan sebuah service atau nilai produknya, tetapi sebuah nilai tambah secara emosional antara penjual dan pembeli.
Sikap jujur adalah inti dari nilai tambah dan pengalaman lebih yang akan ditawarkan. Sebaik apapun value yang ditawarkan akan tetapi tidak dibarengi kejujuran akan menjadi sia-sia. Muhammad, sebelum memulai kariernya sebagai seorang pengusaha, beliau telah lama dikenal sebagai seorang yang terpercaya oleh semua orang Sikap tersebut selalu melekat hingga beliau berbisnis. Sikap jujur yang menjadi dasar kegiatan dan ucapan beliau secara otomatis membuahkan kepercayaan jangka panjang dari semua orang yang bertransaksi kepada beliau (long term relationship based on trust). Sikap jujur adalah kunci utama dari kepercayaan pelanggan bukanlah sesuatu yang diciptakan, tetapi kepercayaan adalah sesuatu yang dilahirkan.
Profesional (Professional), dalam strategi bisnisnya Muhammad selalu menekankan pada sikap profesionalisme dalam pekerjaan, the righ man on the righ job menjadi inti dalam sikap professional. Sikap ini menjauhkan dari sifat malas, tidak mau berusaha dan hannya menerima tanpa ada usaha untuk menuju kearah yang lebih baik.
Profesionalisme seseorang terlihat dari kematangan dan kemampuan skill yang dimiliki dalam menjalankan sebuah usaha. Nabi Muhammad bersabda, "Apabila amanat disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya, berkata seseorang: bagaiman caranya menyia-nyiakan amanat ya rasulullah? Bersabda rasulullah: apabila diserahkan pekerjaan pada yang bukan ahlinya maka tunggulah masa kehancuran"(HR. Bukhari)
Muhammad bersabda, "yang terbaik diantara kalian adalah yang tidak mengabaikan dunia demi mengejar akhirat, atau mengejar akhirat demi mengehar dunia ini dan tidak menjadi beban bagi orang lain". Penekanan pada "tidak menjadi beban untuk orang lain" memicu sikap untuk terus berusaha mengejar cita-cita atau target yang diinginkan, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa dalam melakukan usaha haruslah dibarengi dengan sikap profesioanal atau disertai dengan skill sesuai dengan bidang masing-masing. Sehingga dalam menjalankan sebuah usaha seseorang akan lebih terarah, efektif, dan efisien.
Silaturahim (Good-will Relathionship), silaturahim pada dasarnya adalah formula untuk menjaga hubungan baik sesame manusia,lingkungan, makhluk hidup yang lain, dan tentu tidak kalah pentingnya hubungan manusia dengan Tuhannya. Silaturahim mampu membuat kita membentuk komunikasi dua arah dan pada akhirnya akan mampu mengetahui dan memahami apa-apa yang menjadi kebutuhan pelanggan. Selain itu akan memudahkan kita dalam melakukan kegiatan usah karena pada dasarnya silaturahim juga merupaka upaya membangun link dan networking yang bisa bekerjasama dalam menjalankan usaha.
Good-will relationship management (GRM) parameter yang dijadikan untuk mengukur konsumen adalah mengacu pada jaringan silaturahim yang mereka miliki berbeda dengan Customer Relationship Manajement (CRM) dimana profitabilitas dijadikan parameter untuk mengukur konsumen sehingga memungkinkan akan adanya konsumen yang tereliminasi karena kendala faktor kapital. Dengan penerapan GRM tidak akan ada konsumen yang tersisihkan hanya karena faktor kapital.
Philip Kotler dalam bukunya, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian, menulikan bahwa ada tahap-tahap tertentu terjadi kesalahan pembelian. Kesalahan dalam hal ini mengacu pada ketidakpuasan pascapembelian yang mungkin akan muncul adanya rasa kekecewaan konsumen yang berujung rusaknya integritas perusahaan. Dengan adanya silaturahim mampu memperkecil kemungkinan kejadian tersebut terjadi karena terjadi hubungan yang baik antara pemasar dan konsumen atau pelanggan.

Murah Hati (Generous),terkadang setelah mendapatkan kesetiaan pelanggan, sebuah perusahaan cendrung memanfaatkan kesetiaan tersebut untuk memperoleh keuntungan yang lebuh banyak. Contoh kecil kita lihat banyaknya bank-bank di Indonesia yang mengeluarkan kartu kredit tanpa menghiraukan seruan Bank Indonesia tentang pembatasan jumlah kartu kredit yang beredar, dilihat dari sisi corporate sesungguhnya ini adalah pembodohan kepada pelanggan walaupun kerangka dasarnya adalah ingin memanjakan pelanggan. Kemasan yang menarik, undian berhadiah, bonus-bonus, ini adalah senjata untuk menarik dan memprtahankan pelanggan. Faktanya ternyata nihil.
Perusahaan-perusahaan tersebut berdalih dengan cara memudahkan pelanggan bagi sebagian customer malah menjerat kedalam jebakan hutang. Bank-bank atau perusahan tersebut tak pernah memperhatikan ketidaksiapan konsumen yang belum mampu bersikap bijak dalam membelanjakan hartanya.
Muhammad SAW disisi lain bersabda," kamu lebih mengetahui duniamu daripada aku." Hal ini menegaskan, walaupun telah mendapat total trust dari pelanggan, Muhammad tidak pernah menawarkan semua jenis produk atau menjanjika semua solusi untuk semua orang. Murah hati yang membentuk marketing, itulah salah satu cara Muhammad siapapun dari melakukan sikap pembodohan dan pemanfaatan konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

renungan

ORANG POPULER MENGHARAP PERHATIAN ORANG, TAPI ORANG SUKSES HANYA MENGHARAP PERHATIAN TUHAN

Pengikut

bagaimana menurut anda tentang blog ini?